Siapa yang tidak tahu bumbu dapur bawang putih, hampir semua masakan Indonesia menggunakan bawang putih. Bawang putih (Allium sativum) termasuk dalam famili Liliaceae, merupakan tanaman yang sudah lama dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional baik di China, India maupun Indonesia. Berikut artikel singkat terkait bawang putih.
Bawang putih mengandung senyawa aktif apa ?
Bawang putih mengandung senyawa yang mengandung sulfur dalam konsentrasi tinggi, senyawa thiosulfonat yakni allicin. Allicin dihasilkan ketika alliin (suatu senyawa sulfur yang mengandung asam amino) kontak dengan enzim allinase yang keluar saat bawang putih dicacah, dihaluskan atau dikunyah. Kerja enzim allinase dihambat oleh asam lambung, sehingga sediaan bawang putih yang dikeringkan harus dibuat dalam bentuk salut enteric. Selain itu, efektivitas allinase juga turun oleh karena adanya pemanasan (suhu tinggi). Senyawa allicin dan turunannya inilah yang dikaitkan dengn efek antimikroba, hipolipidemik, antioksidan dan antitrombotik. Sedangkan efek antineoplastik yang diduga ada pada bawang putih dikaitkan dengan senyawa sulfur lainnya.
Apa saja efek farmakologi bawang putih?
- Efek penurunan profil lipid/anti hiperkolesterol
- Efek antihipertensi
- Kardioprotektif
- Anti agregasi platelet
- Efek hipoglikemik/anti diabetic
- Efek pada peripheral vascular disease (PVD)
- Efek anti neoplastik
- Efek anti microbial
Efek samping
Konsumsi satu atau dua siung bawang putih tiap hari aman untuk orang dewasa. Efek samping yang sering muncul pada konsumsi yang berlebihan diantaranya rasa tidak enak pada saluran cerna (apalagi jika dikonsumsi pada saat perut kosong), flatulens dan mempengaruhi flora saluran cerna. Efek samping lain yang dilaporkan adalah perubahan bau badan dan bau mulut.
Dosis efektif
Dosis efektif bawang putih belum dapat ditentukan. Secara umum, direkomendasikan untuk dewasa: 4 g atau satu hingga dua siung bawang putih segar tiap hari; tablet bawang putih kering 300 mg (dengan kandungan alliin 1,3% atau 0,6%) dua sampai tiga kali sehari.
Peringatan
Lebih baik tidak memberikan suplemen bawang putih segar untuk pasien yang sedang mendapatkan terapi antiplatelet/anti koagulan (warfarin, aspirin, clopidogrel, ticlopidin). Pada pasien yang akan melakukan operasi, sebaiknya konsumsi suplemen bawang putih dihentikan minimal seminggu sebelum tindakan operasi.
Rekomendasi terkait penggunaan bawang putih
Berikut rekomendasi penggunaan suplemen bawang putih, berdasar evidence based herbal medicine :
- Pasien disarankan/diinfokan bahwa bawang putih memiliki efek moderate, jangka pendek pada penurunan profil lipid (Label C)
- Pasien dengan resiko thrombosis harus diinfokan bahwa bawang putih memiliki efek signifikan pada agregasi platelet jika dibandingkan dengan placebo (Label C)
- Pasien harus diinfokan bahwa ada penurunan resiko kanker, khususnya kanker kolon dan saluran cerna, pada konsumsi bawang putih termasuk bawang merah (Label C)
*rekomendasi label C didasarkan pada konsensus ahli, opini ahli, atau studi kasus yang telah dilakukan (NIE).
Pustaka:
- Ellen Tattelman, Health Effect of Garlic., Am Fam Physician. 2005 Jul 1;72(01): 103-106
- Keshab Raj Paudel, Pharmacological Effects of Traditional Herbal Plant Garlic (Allium sativum): A review., Journal of Kathmandu Medical College, Vol. 3, No. 4, Issue 10, Oct-dec., 2014