PENYULUHAN PERBANYAKAN, PENANAMAN, DAN PERAWATAN TANAMAN JERUK NIPIS DI DESA TINGGAR KEC. BANDARKEDUNGMULYO KAB. JOMBANG

Sebagai rangkaian dari kegiatan program pengabdian kepada masyarakat dengan skema IbM (Ipteks bagi Masyarakat) yang didukung oleh Kemenristek Dikti, tim dari Fakultas Farmasi dan PIPOT UBAYA kembali mengadakan kegiatan untuk kelompok petani jeruk nipis di Desa Tinggar, Bandarkedungmulyo Jombang.

Kegiatan bertajuk “Penyuluhan dan pelatihan teknik perbanyakan, cara tanam serta perawatan tanaman jeruk nipis” ini dilakukan pada hari Senin 2 Oktober 2017 dihadiri oleh sekitar 30 orang petani dari 2 kelompok mitra. Pada kegiatan ini, tim UBAYA menggandeng Dinas Pertanian Kab. Jombang yang diwakili oleh Bapak Fayakun sebagai petugas penyuluh pertanian. Kegiatan diawali dengan pemaparan materi oleh penyuluh yang ditekankan pada pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman (HPT). Menurut beliau, pencegahan HPT dapat dilakukan antara lain dengan memilih bibit tanaman yang sehat dan membuang bagian tanaman yang menunjukkan gejala awal terserang HPT. Pemberantasan HPT dapat dilakukan dengan secara mekanik, hayati, maupun kimia. Pemberantasan secara mekanik dapat dilakukan dengan mengambil bagian tanaman yang terserang HPT kemudian memendamnya dalam tanah agar tidak menular ke bagian (tanaman) yang lain bahkan ke desa lain. Penggunaan tanaman yang mengandung pestisida alami seperti bubuk tembakau, mimba, tuba, dan sebagainya dapat dilakukan untuk pemberantasan HPT secara hayati. Penggunaan berbagai pestisida sintetik dapat dilakukan untuk pemberantasan HPT secara kimiawi. Namun demikian, penyuluh menekankan agar para petani lebih menggunakan pestisida hayati karena pestisida sintetis dapat meninggalkan residu yang cukup lama pada tanaman.

Peserta dan tim kegiatan pelatihan dan penyuluhan 

Suasana pemaparan materi pelatihan dan penyuluhan oleh petugasSetelah pemaparan materi, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi . Banyak pertanyaan yang muncul dari petani, antara lain tentang jenis penyakit jeruk nipis yang selama ini mereka temui di lapangan, obat yang sesuai, serta cara/tempat untuk mendapatkan pesitisida tertentu. Kegiatan diakhiri dengan penyerahan bibit jeruk nipis kepada para petani yang secara simbolis diwakili oleh Kepala Desa Tinggar. Penyerahan bibit ini dimaksudkan sebagai percontohan agar petani dapat melakukan pembibitan sendiri dengan benar. Selain itu, diharapkan petani juga lebih termotivasi untuk melakukan penanaman jeruk nipis secara besar-besaran.

Salah satu peserta kegiatan menyampaikan pertanyaan pada sesi diskusiPenyerahan bibit jeruk nipis secara simbolis kepada Kepala Desa Tinggar